Lelah aku bersandar
di sudut kamar yang memudar
seolah aku tak sedar
tapi sungguh ini memang benar
fikirku seolah tidak ada
jari-jemari hanya diam sahaja
tidak seperti biasanya
menari bercerita penuh warna
Kini aku terus mencuba
mengusir duka lara
Berharap usir rasa benci
benci yang saja hadirkan emosi
Apa yang harus aku lakukan
menikmati malam penuh nikmat
menjauh dari jenuh yang berkarat
Selanjutnya aku bercerita lagi…
Kutuang secangkir kopi
meresap aroma pada hati
biarlah meski sampai larut pagi
menikmatinya sampai disapa sang mentari
Juga kuputar sebuah lagu
lagu yang temani setia malamku
bagai pada ombak yang menderu
menderu diriku yang pemalu
cantiknya suasana malam... |
Ini puisiku seperti nyawa
meski terlihat hanya biasa
kusebut ini luarbiasa
luarbiasa...
No comments:
Post a Comment